Friday, April 18, 2014

Profil Imam Ar-Rabi’ Sang Perawi Al Musnad

Profil Imam Ar-Rabi’
Sang Perawi Al Musnad[1]

Beliau adalah Ar-Rabi’ bin Sulaiman bin Abdul Jabbar bin Kamil, seorang imam, ahli hadits, pakar fikih, ulama besar dan tokoh ulama yang masih tersisa, Abu Muhammad Al Muradi, Maula mereka, Al Mishri Al Muadzdzin. Beliau adalah teman imam Asy-Syafi’i dan orang yang mentransfer ilmu darinya, syaikhnya para muadzin di masjid Jami’ Al Fusthath dan orang yang meminta pendiktean kepada syaikh-syaikh pada masanya.

 A. Kelahiran
Ar-Rabi’ dilahirkan pada tahun 174 Hijriyah atau satu tahun sebelumnya (173).

B. Menuntut Ilmu & Komentar Para Ulama Terhadapnya
Ar-Rabi’ Al Muradi termasuk salah seorang ulama besar karena beliau mencapai kedudukan tinggi dan terkenal, dan banyak ulama-ulama Hadits yang berdesak-desakan untuk menimba ilmunya.
Beliau bukan ulama yang suka bepergian. Mengenai riwayat bahwa Asy-Syafi’i mengutusnya ke Baghdad untuk menyampaikan surat kepada Ahmad bin Hambal, riwayat ini tidak benar.
Beliau mendengar (hadits) dari: Abdullah bin Wahb, Bisyr bin Bakr At-Tinnisi, Ayyub bin Suwaid Ar-Ramli, Muhammad bin Idris Al Muththalibi, Yahya bin Hassan, Asad As-Sunnah, Sa’id bin Abi Maryam, Abu Shalih dan beberapa ulama lainnya.
Para perawi yang meriwayatkan hadits darinya adalah: Abu Daud, Ibnu Majah, An-Nasa‘i dan Abu Isa dengan perantara dalam kitab-kitab mereka. Perantara yang terdapat dalam Al Jami’ adalah Muhammad bin Ismail As-Sullami. Di antara para ulama lainnya (yang meriwayatkan hadits darinya) adalah: Abu Zur’ah, Abu Hatim, Zakariya As-Saji, Shalih bin Muhammad, Ibnu Abi Daud, Ibnu Sha’id, Abu Nu’aim Abdul Malik bin ’Adi, Abu Ja’far Ath-Thahawi, Abu Bakar bin Ziyad An-Naisaburi, Abdurrahman bin Abi Hatim, Muhammad bin Harun Ar-Ruyani, Abu ’Awanah Al Isfirayini, Abu Al Hasan bin Jusha, Abu Ali bin Habib Al Hasha‘iri, Isa bin Musa Al Baladi, Ahmad bin Bahz Al Farisi, Abu Al Abbas Al Asham, Ahmad bin Mas’ud Al ’Akri, Abu Al Fawaris bin Ash-Shabuni dan banyak lagi tokoh lainnya baik di timur maupun di barat.
Beliau dianugerahi umur panjang dan namanya terkenal. Banyak ulama hadits yang berbondong-bondong untuk menimba ilmunya. Beliau adalah sebaik-baik syaikh karena menghabiskan umurnya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan.
An-Nasa‘i dan tokoh-tokoh lainnya berkata, “Beliau orang yang tidak cacat.”
Abu Sa’id bin Yunus dan tokoh-tokoh lainnya berkata, “Tsiqah.”
Mereka meriwayatkan dari Ar-Rabi’ bahwa dia berkata, “Semua Muhaddits yang meriwayatkan hadits di Mesir setelah Ibnu Wahb, aku-lah yang minta pendiktean kepadanya.”
Ali bin Qudaid Al Mishri berkata, “Ar-Rabi’ membaca dengan dialek.”
Diriwayatkan dari Asy-Syafi’i bahwa beliau berkata kepada Ar-Rabi’, “Andai saja aku bisa memberimu makan dengan ilmu, pasti aku akan memberimu makan dengannya.”
Beliau (Asy-Syafi’i) juga berkata, “Ar-Rabi’ adalah perawi kitab-kitabku.”
Abu Umar bin Abdul Barr berkata, “Muhammad bin Ismail At-Tirmidzi menyebut nama-nama ulama yang mengambil (meriwayatkan) kitab-kitab Asy-Syafi’i dari Ar-Rabi’ dan mereka yang pergi untuk menemuinya dari berbagai penjuru. Ternyata nama yang dia sebut jumlahnya mencapai sekitar 200 orang.”
Abu Umar berkata, “Sebelum Ar-Rabi’, tidak ada yang mengumandangkan adzan di menara masjid Jami’ Mesir. Tokoh-tokoh yang mengadakan Rihlah untuk menemuinya adalah untuk mendapatkan kitab-kitab Asy-Syafi’i, dan dalam Rihlah tersebut ada yang selamat dan ada yang lengah. Tapi dia tidak fokus dalam masalah fikih.”
Adz-Dzahabi berkata, “Dia termasuk salah seorang ulama besar, tapi tidak sampai pada level Al Muzani, sebagaimana Al Muzani juga tidak sampai pada level Ar-Rabi’ dalam bidang hadits. Abu Isa dalam Jami’-nya meriwayatkan dari Ar-Rabi’ dengan Ijazah. Kami telah mendengar dari jalurnya “Al Musnad” karya Asy-Syafi’i yang disaring oleh Abu Al Abbas Al Asham dari kitab Al Umm untuk memberi semangat agar melakukan Rihlah guna mendapatkan riwayatnya, karena bagaimanapun Asy-Syafi’i tidak mengarang Al Musnad.”
Dikatakan bahwa syair ini susunan Ar-Rabi’:
Bersabarlah! Alangkah cepatnya jalan keluar
Barangsiapa membenarkan Allah dalam sesuatu
Dia akan selamat
Barangsiapa takut kepada Allah
Dia tidak akan tertimpa mara bahaya
Barangsiapa berharap kepada Allah
Dia akan mendapatkan apa yang diharapkannya

C. Wafatnya
Abu Ja’far Ath-Thahawi berkata, “Ar-Rabi’, muadzin masjid Jami’ Al Fusthath wafat pada hari Senin dan dimakamkan pada hari Selasa tanggal 21 Syawwal tahun 207 Hijriyah dan dishalati oleh Amir Khumaruwaih –Gubernur Mesir saat itu- dan putra temannya, Ahmad bin Thulun.”

Referensi: Musnad Imam Ahmad
Sumber link asli: http://panduan-hukum-islam.blogspot.com/



[1]      Lih. Biografinya adalah: As-Siyar (12/587), Al Jarh Wa At-Ta’dil (3/464), Thabaqat Al Fuqaha karya Asy-Syairazi Hal. 79, Tahdzib Al Kamal Hal. 407, 408, Tahdzib At-Tahdzib (1/219, 3/245, 246), Tadzkiratu Al Huffazh (2/586, 587), Al ’Ibar (2/45), Thabaqat Asy-Syafi’iyyah karya As-Subki (2/132, 139), Al Bidayah Wa An-Nihayah (11/148), Thabaqat Al Huffazh Hal. 252, Syadzarat Adz-Dzahab (2/159), Al Muntazhim (5/77).

1 comment: